Minggu, 23 Juli 2017

Keluarga Ribet

Malam itu kami berdiskusi, ttg teman kami yang hampir 1 tahun berkeluarga, meminta tlg pada istri saya ttg masalah keluarganya. Intinya tentang hal yang seharusnya, diskusi kami seharusnya menurut siapa?.
Pernikahan atau cinta didasari atas tidak bersyarat, simplenya saat pasangan menetapkan standar, itu bersyarat entah itu positif ato sebaliknya, masalahnya adalah standar siapa?. Pernikahan kami cukup banyak konflik, kami sama2 keras dalam menilai sesuatu, saya ingin dia mengerti yang saya pikir begitu sebaliknya, perdebatan yang berujung emosi biasa bagi kami. Tapi kami mencoba menyelesaikannya dengan cara yang berbeda utk dapat formula yang benar untuk mencari solusinya, sampai sekarang belum ada, hehe..
Tapi apa yang kami dapatkan adalah nilai, bukan masalah siapa yang benar, salah, Menang, kalah atau mengalah bukan itu tujuan kami. Diam, mendiamkan atau berusaha melupakan juga bukan solusi. Menuruti atau nematuhi juga tidak sepenuhnya jadi jalan keluar, karena akan terjadi masalah baru lagi saat patuh tanpa tahu.
hal terpenting adalah saya dan dia memahami, mengerti tidak harus menyetujui, bersikap dewasa, kontrol emosi. Kalau orang lain bilang "demi anak", bukan begitu saya berpikir karena itu hanya untuk pelarian dari masalah. Penyelesaian terhadap diri, berdamai dengan diri sendiri itu solusi kami. Terlihat simple.. ato sebenernya anda yang membuat itu rumit. Hanya Opini Saya.

Jumat, 07 Juli 2017

Akan banyak yang aku dan kami lewatkan

Akan banyak yang aku dan kami lewatkan
Saat aku dan kami meluangkan waktu untuk hp. Salah, jika anak minta perhatian. Bukan menjadi masyarakat primitif,  tidak salah menjadi orang "melek" tapi salah jika "merem" sekitar.  Arti kata beradap adalah berbudaya, budaya punya jati diri. jadi orang yang beradap bukan dikuasai tapi menguasai (dalam hal ini hp).
Apakah ini masalah?. Saya bilang iya, hari ini saya marah dengan istri saya tentang hp, saya bilang sudah, dia jawab bentar, tapi lama, dia hanya baca2 yang menurut saya penting utk perhatikan anak. Mungkin versi dia berbeda ttg saya. Cara salah (karena dia marah), tapi saya mengerti nilai, pentingnya perhatian ke anak daripada hp. Banyak hal yang hilang, keseruan melihat anak berkembang.
Dan malam ini jam 10, nilai itu mulai muncul di path:

Kisah belajar malam ini :
Alkisah si bocah pengen kerjakan buku latihan nya karena blm bisa tidur..
ditemenin emak sambil ditanya: "lha yg ini kok gak diselesaikan nulisnya?" (Masi banyak angka yg blm di tebalkan)
di jawablah ama si bocah:
"ini kan yg dikerjain yg ak blm bisa mah..angka 1 kan gampang,angka 2 kan gampang,..dst" (disebutin angka2 yg gak dikerjakan sambil ditunjuk angkanya)
"nha,kalo angka 6 kan gak gampang..angka 9 juga gak gampang..kalo angka 10  gampang..jadi gak usah ditulis!"
"Mama tau gak kenapa angka 10 itu gampang?karena aku tu udah pintar mah..." tambahnya dg pede..
Pesan hari ini : belajar itu untuk hal yg kt belum bisa atau sulit,,kalo hal yg kita sudah bisa,, ya gak perlu belajar.. kenapa??Karena kita sudah PINTAR.  (ethan arkananta,2017)
#naikkan_level_belajarmu  Hahaha


(Tulisan ini bisa dikembangkan lagi)

Masyarakat modern menurut opini saya masyarakat yang terbuka dan mengerti nilai. Hanya Opini Saya.