Senin, 23 September 2013

no i am not addicted


"Jebret", "Vickybulary", "goyang caesar","gangnam style", "briptu Norman" dan banyak yang lain,
tren, iya bisa  di katakan seperti itu, informasi yang sangat cepat membuat orang tidak punya prinsip atau jati diri, atau lebih halusnya ikut2an.
Berbicara tentang salah benar, memang tidak salah. Tapi sampai kapan kita mau ikut2an, ehm atau mungkin ini dampak negatif dari teknologi itu, tidak keren kalau  tidak update, padahal jaman 90an yang di katakan keren bukan yang update, tapi yang sering main di luar, music, motor, atau apapun lah tanpa terganggu dengan update atau tetek bengeknya.
Perubahan perilaku, bissa kita lihat di sekitar, contoh: hp sekarang adalah barang premier, jaman 90an orang tanpa hp santai2 saja, sekali lagi saya tidak berbicara tentang salah dan benar, tapi marilah kita kembali ke apa yang penting, atau benar2 penting. Orang dengan perut buncit semakin bertambah, data Palang Merah bahwa tahun 2010 terdapat 1,5 miliar penduduk yang menderita obesitas, akibat dari teknologi?, mungkin juga, evolusi sedang berlangsung.
kembali pada Informasi, semakin cepatnya nformasi, orang tidak tau informasi ini suatu kebenaran atau bukan, banyak opini banyak data, suatu persoalan benar atau salah, banyak penilaian, sudut pandang.
Kriminalitas, wuhhh,... Porno, sudah bayak kita tau akibat yang di timbulkan, dan para "pelaku" pun sudah tau tentang pengetahuan ini,  sadar atau tidak saat kita buka youtube ada hal berbau porno, kita masukkan kata kunci apa yang tidak berkaitan dengan porno, muncul video berbau porno, mungkin isisnya bukan porno, tapi tampilan. Facebook juga di sebelah kanan di bagian iklan ada aja gambar berbau porno, saya bukan anti ato gimana ya tentang gambar2 itu, tapi itu kan sudah terlihat, dan informasi itu kan masuk kepikiran.
Teknologi pada awalnya diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia, manusia yang harus menguasai teknologi bukan sebaliknya, hanya opini saya akibat dari tidak bisa tidur.

Minggu, 01 September 2013

FTIDays2013


Muncul dari sebuah keresahan Tentang OMB atau OSPEK,
Saya tahun ini mengikuti Ospek FTIDays di Satya Wacana Salatiga, tapi ada beberapa hal yang membuat saya tidak nyaman, tentang perploncoan, kata2 kasar, di TM (technical Meeting) ke 3, saya dalam ruangan dengar ada anak yang di bentak ssampai menangis, padahal cowok, saya cuman khawatir dampak kedepan anak ini, beruntung kalau dia tidak menyimpannya, kalo dia menyimpannya dan menjadi dendam, atau tidak bisa memaafkan, gimana, atau ini tujuan dari OSPEK atau OMB? saya kira bukan.

Sebetulnya apa sich tujuan OMB, kalo kita liat dari kamus ada beberapa arti dari OMB :
Orientasi diartikan sebagai peninjuan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yang benar dan tepat. Atau pandangan yg mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan.
Tapi yang saya dapat hanya ketakutan, tapi saya tidak bisa menilai dari saya sendiri saja, saya coba liat lihat di google, hasil yang saya temukan:




Bukan saya tidak setuju adanya ospek, tapi kembalilah pada tujuan semula yaitu :
Mengenalkan dan membantu maba untuk beradaptasi dengan lingkungan, pergaulan, cara belajar yang baru. juga tentang perkuliahan dan tata tertib akademik. OSPEK media awal mendewasakan paradigma dan mematangkan sikap mahasiswa baru.
Tentang pemberian tugas yang berlebihan, menurut saya tidak apa-apa, asal ada esensi, ada nilai, bukan sekedar menghamburkan uang, kita rinci biayanya:

mungkin tidak masalah ya,.. bagi orang yang mampu, tapi bagi yang punya orang tua pas-pasan,.. sudah bayar sumbangan, uang kuliah, kost, uang makan utk anaknya,.di tambah masih ada beban diatas,. dan kalau tidak mengerjakan akan ada sanksi dan ada ancaman tidak lulus dari ospek dan mengulang lagi dan biaya lagi dan ketakutan lagi.
Hukuman tidak efektif untuk mengubah orang. hukuman di OSPEK tidak akan efektif membuat mahasiswa untuk menghilangkan perilaku-perilaku buruknya. Hukuman yang asal  atau perlakuan yang menekan mental pada OSPEK dapat menimbulkan suatu Trauma tersendiri bagi beberapa orang. Trauma ini pada akhirnya akan menimbulkan abnormalitas kejiwaan seseorang , akan membungkam kebebasan berpikir mahasiswa baru. Mereka seakan dicetak menjadi sosok yang patuh tanpa memberikan mereka ruang untuk berpikir menggunakan akal dan logika yang mereka miliki.


Anak Belajar dari Kehidupannya 

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
(puisi Dorothy Law Nolthe )
Sekali lagi saya tidak masalah dengan Ospek, tapi dengan cataatan harus memberi motivasi untuk kehidupan baru menjadi mahasiswa, memberi dorongan, memberi semangat untuk mau berjuang, bukan mau karena takut atau tertekan tapi karena mereka menikmati mereka senang akan hal itu, ya ini hanya opini saya.