Jumat, 03 Mei 2013

Kamus Kecil Bahasa Pati






a; kira-kira sejajar dengan dong atau kan. Kata seru ini
digunakan untuk menegaskan maksud kita. Di daerah Solo-Yogya,
kita mengenalnya dengan seruan no (mis. Iyo, no).
Sedangkan di daerah Jepara atau Semarang, ada seruan tah.
Atau dalam konteks tertetu, orang Jawa umumnya menggunakan kata seru to.
Contoh penggunaan: Aku mau ngerti kowe njajan. He’e, a?
(Aku tadi melihat kamu jajan. Iya kan?)

“He’e a” ini seruan khas Pati. Umunya orang Jawa menyebutkan
“Iya to”.

abung : dari kata abang (merah), merah sekali

akih : okeh : banyak

Amoh : Barang lama yang sudah tidak layak pakai, usang

Ancen, Pancen, Panci : memang

Andri : Antri, Mengantri

angas, wani; berani hanya jika tidak ada orangnya, atau berani di bibir saja.
Contoh penggunaan: Ditantang Si Bodong ra wani.
Nanging nek ra ana wonge ngaku wani. Dasar wani-wani angas.
(Ditantang Si Bodong kok tidak berani. Tapi kalau tidak ada
orangnya mengaku berani

angger: hanya
misal : ngomonge angger njeplak wae,... (ngomongnya hanya asal saja)

angkruk : tempat duduk dr bambu ato kayu yg lebar buat duduk ramai2, tempat nongkrong,
biasanya dpersimpanga2 jalan.

Antemi : Pukulin, Pukul

Anyep : Tidak ada Rasa, Tawar

ape (kata keterangan); akan, hendak, mau, ingin. Orang
Jawa lainnya sering menggunakan ‘arep’.

atis (kata sifat); dingin. Banyak daerah Jawa menyebutnya adem,
 sedangkan atis untuk menyebut sangat dingin. Bagi orang Pati,
adem berada di antara anget dan atis. Jadi adem berarti tidak panas juga tidak dingin.

Babon : Cewek (kasar)

Badeq : bau

Bakit : sudah lihai

Bajangan (kata benda) : mangga muda

Belik : Sumber air

Bejaji:  layak

Bejijat; banyak polah kurang hati-hati.
Contoh penggunaan: Dadi wong ra sah bejijat.
(Jadi orang tidak usah banyak polah)

Benthet : Rusak , Retak

Bentir : Terang

Besik: membershkn rumput dladang dg cangkul

Bileng : pusing

Blek : berbentuk kotak dari seng, biasa untuk tempat kerupuk (kerupuk blek)

Bloko : hanya, (itu saja)

Blurut (kata kerja) : bolos

brawokan (kata sifat); suka teriak-teriak.

Briga - brigi : takut-takut

Bòjó: nasi,mkanan yg dksh wkt kita hbs nyumbang/buwoh(biasane ibu2)

Bolah : Benang

Bomah :(mlebu omah) masuk rumah

Buntel : bungkus

busek (kata benda): penghapus

Buwoh: nyumbang (biasa pernikahan)

Ces : Lumayan / bagus

Cilang-cileng (kata kerja); clingak-clinguk.

Cilikan (kata benda); anak kecil.

Cis : bercinta

Crangaban (kata sifat); hampir sama dengan gragas,
setiap makanan ditelan.

Clutak (kata sifat); nakal. Banyak daerah Jawa
juga menggunakanya.

Cokat-ceket : cepat-cepat

Congklang (kata sifat); celana yang panjangnya di atas
mata kaki, pertanda sudah kekecilan atau tidak muat.
Banyak daerah menyebutnya cingkrang.

Dakik (kata sifat: pintar, pandai

Dapur : Muka, Wajah (kasar)

Dianto’i; hmmm, kira-kira sama dengan jancuk Jawa Timuran.

Dluwang : uang kertas

Dudoh (kata benda) : kuah sayur

Elek bukek (kata sifat); jelek sekali.

Elem : manja
- di_elem : di_manja

Elok (kata sifat) ; pantas, pas,

Engkek : Ngapel

Eram (kata sifat) : Tidak percaya / heran

Gage : Cepat

Garangan: sayur yang sudah dipanasi lagi

Gedem (kata sifat) : gede banget / besar sekali

Genter (kata benda) : galah

Gidal : kotoran di gigi

Gloggengi : menyalakan motor dengan kaki

Go; sejajar dengan dong. Biasanya digunakan dalam kalimat
seru. Di Solo-Yogya ada istilah no.
Contoh penggunaan: Wong kok kesuwen. Gage, go!
(Orang kok lambat. Lekas dong!);
Mbok sabar, ngko sik, go! (Mbok sabar, nanti dulu dong!)
Nah, gage ini juga khas Pati. Biasanya orang menyebutnya lekas, cepet.

Gombal mukio: gak kepakai

Gonggos; rakus. Kebanyakan orang Jawa menyebutnya gragas.

Grago : perawakan seorang yg tinggi besar tapi tidak seimbang dengan badannya,
jadi kalo pake baju  lucu.
contoh: Wong kok grago ngono.

Harene : katanya

Hera : Iya kan

Hola-holo (kata sifat) : Bodoh

Ita-itu :  ehmm,.. (mencla mencle),  sepadan dengan peribahasa lidah tak bertulang.

Iteng : Hitam sekali

Jagrak: standard motor

Jangkar; memanggil orang yang lebih tua, langsung pada namanya.
Tindakan ini menimbulkan kesan kasar dan tak sopan. Hal ini supaya membiasakan orang yang lebih muda untuk
menghormati orang yang lebih tua dengan memanggil Mas, Mbak,Ibu, Bapak, atau Mbah, dll. Orang Jawa lainnya menyebutnya jantur.
Contoh penggunaan: Simak dialog antara kakek dan cucu
berikut ini.
Kakek : Le, tukokno rokok, Le. (Nak, belikan rokok, Nak)
Cucu : Iyo Jan, Paijan. (Iya Jan, Paijan)
Kakek : Eee… karo mbahe kok jangkar. (Eh, sama kakeknya kok
jangkar)

Jantok; meminta tanpa malu-malu, dengan terang-terangan.
Contoh penggunaan: Simak dialog singkat dua anak kecil ini.
A: Eh, aku jaluk jajanmu, a! (He, aku minta jajanmu dong)
B: Bocah kok isane jantok. Tuku dhewe, a! (Anak kok bisanya jantok.
Beli sendiri dong)

Jegong : Tempat sampah (tanah yang di lubangi)

Jeguran: mandi di kali

Jeplak: asal,ngawur
contoh: ngomonge angger njeplak wae
(ngomongnya hanya asal saja)

Jotong ndelik (kata benda); permainan anak-anak tradisional
petak umpet. ada beberapa istilah dalam gim yang sudah jarang
dilakukan oleh anak-anak ini
- cikup; orang yang bergiliran mencari teman-teman yang
bersembunyi menutup wajahnya, tidak melihat, menunggu yang
lainnya tuntas mencari tempat persembunyian yang pas.
- jetul; orang yang bersembunyi berhasil menempati pos
cikup tadi, sebelum orang yang cikup menyebut namanya.
Barang siapa yang bersembunyi berhasil teridentifikasi dan
dijetuli oleh si cikup, akan kena giliran cikup dan mencari
kawan-kawannya pada putaran selanjutnya.

Jumbleng : kakus, WC (biasanya tanah yang di lubangi untuk buang kotoran)

Kacu : Sapu tangan

Kakekane; hmmm, sejenis umpatan juga. Daerah lainnya,
terutama Jawa Timur maupun Pantura juga menggunakannya.

Kantrog : Bergoncang, bergoyang

Karipan (kata kerja); bangun kesiangan.
Umumnya orang Jawa menyebutnya kawanen.

Kawis (kata benda); sejenis buah langka yang bisa
digunakan untuk membuat setrup.
Biasa juga disebut kawista.

Kemampo : setegah matang

Kemaki/keta kete/kementhus  (kata sifat) : sombong

Kemenyék (kat sifat) : kemayu

Kemplinthi: bergaya

Kemprengseng : air hampir mendidih

Kempriyek: gatal yg tak tertahankan

Kenthel : Pukul

Keplek : main kartu

Keri : ketinggalan, tertinggal

Ketlorop: beli barang yang terlalu tinggi harganya

Klitik : uang receh

Klongor : benar-benar haus

Klowor; diartikan konyol, tapi kurang tepat juga.
Kocak karena agak bodoh dan konyol.

Kodhak : Bisa melakukan

Kombong (kata benda): kandang

Korea : preman

Kopok :  Kotoran telinga (congek)

Kucingen (kata sifat, kata kerja);
pantat sakit karena jatuh terjengkang.

Kulah : Kamar mandi

Kulup: sayup urap

Lah opo (kata kerja); ngapain. Biasanya untuk kalimat tanya.
Orang Jawa lainnya menggunakan ‘ngapa’.

Lampit: tirai dari bambu

Lebi : tutup

Legem : manis sekali

Leno: anak kelabang yang belum keliatan kakinya (kalo dibunuh keluar warna biru)

lewa-lewo (kata sifat); tidak mau makan,
padahal sudah disodori. Umumnya dilakukan oleh anak kecil  yang kurang
sreg dengan menu yang tersedia.

Leh; sejajar dengan sih. Biasanya digunakan
dalam kalimat tanya.
Contoh penggunaan: Piye, leh? (Bagaimana sih?)

Lengo klethik : minyak goreng

Lengo liun : minyak tanah

Lincak: tempat duduk dari bambu

Luru: cari

Mak jegaguk : tiba-tiba (ada)

Marem : mantab

Mbadali : membantah

Mbadék: tebu yg disimpan lama

Mbelgedhes : tidak percaya

Mberuh/mberah : banyak

Mblawah : kalau ngomong asal ngomong (ngecap)

Mblenger: bosan dg makakan yg sama

Mbois :  pantas

Menjeng (kata sifat) : manja

Menyat (kata kerja); bergegas.

Medèl : agak melorot,
contoh : celonomu kuwi lo medel

Melok :  Melu (bhs Jawa), Ikut

Mengken : nanti

Metal: mencangkul ladang

Metis: bandel

Mlepok (kata sifat) : sombong

 Mlethek : Retak

Mingser (kata kerja) : pergi barang sejenak.

Monyos (kata benda): tape diasih gula merah lalu digoreng

Mrempul: bengkak

Muring : ngambek / marah

Mulo : kata yg menyatakan ketidak percayaan (keraguan) atau bisa maka

Nangkal: menerbangkan layang-layang

Nanjak: nandur telo

Ndadah : kebun dibelakang rmh

Ndaglik : Pintar, Cerdas atau Ahli 

Ndahepo : alangkah/betapa

Ndelalah : tiba-tiba yang mengejutkan

Ndenger: tau / mengerti

Ndobos : omong kosong

Ndudah : membongkar (*mencari)

Nebal: lewat jalan pintas.

Neburi / nututi/ nginti l : mengikuti

Nerek-nerek : kemana mana

Ngagrok:tengkurap

Ngalong: bantu ditempat orang punya kerja (nikahan,sunatan.dll)

Ngengei: kasih sisa

ngedos : panen padi

Nggagal: kata imbuhan yang berart sangat(sekal)i.
Cnth: gedene nggagal: sgt bsr skali. Ayune nggagal: sgt cantik skali

Ngokek : sebentar, entar dulu

Ngoncok : berjalan (cepat) karena buru-buru

Ngrasani (kata kerja) : membicarakan orang lain tanpa sepengetahuan. (gosipin)

Ngrenceki kayu: membersihkan ranting dari cabang kayu

Njarak : sengaja

Njebos: lewat

Nos/ nus : cumi cumi

Nuju: pas (Pas terjadi pada waktu itu)

Nyeklikek: ketawa sampai drop

Nyimik-nyimik : makan dengan malas

Nyorok: membershkan kotoran hewan,biasane kotoran sapi

Nyumet (kata kerja): menyalakan

Ogak; tidak. Kata ini juga bisa ditemui di daerah Jawa Timuran.
 Kebanyakan orang Jawa menyebutnya ora.

Ogak idep : tidak mau tahu

Ogo: makanan kecil dari biji2an,lama makannya karena susah dbuka

Olah-olah: masak-masak

Ombu : lebar (luas, besar)

Orok-orok : galah dr bambu bwt ambil mangga

Pati (kata benda) : tepung Tapoka dali singkong/ketela

Pathak (Sawat) : Melempar (batu)

Peceren : got,

Penthit/kelik : tinggi sekali sampai hampir tak terlihat

Peteng ndedet:gelap banget

Pia-pia; sejenis gorengan. Orang Yogya menyebutnya bakwan.
Ada yang bilang heci atau othe-othe. Namun, bagi orang Pati,
bakwan adalah gorengan yang ada potongan biji jagungnya.

Pomit : minyak rambut

Pupoh; hajar.
Contoh penggunaan: Ngebut pupoh. (Kalau ngebut di jalan ini,
akan dihajar warga)

Reguduk: tiba2 byk yg dtg.

Ropel : bonceng lebih dari 1org

Ridu (kata kerja); mengganggu. Banyak daerah lain
di Jawa juga menggunakan kata ini.

Sempal :  dipatahkan

Setin (kata benda, kata kerja); gundu. Tempat lainnya
menyebutnya neker. Permainan ini juga sudah jarang dipraktekkan
oleh anak-anak zaman sekarang.

Setrup (kata benda) : sirup

Sibin (kata kerja); mandi tapi tidak sabunan dan hanya
sekadar membasahi badan. Biasanya menggunakan air hangat.
Umumnya orang yang sedang sakit
dan malas mandi basah melakukan sibin.

Sik...ah : ehmmm kata kata makian

Singkek (kata benda); sebutan bagi orang keturunan Tionghoa.

Solu; tindakan menjilat.
Contoh penggunaan: Oalah, wong kok isane nyolu.
(Walah, jadi orang kok bisanya menjilat)

Sonder : sama sekali / tanpa

Sorot: mengairi ladang

Sowangan: jenis layang-layang yang bisa berbunyi

Sual : celana

Tang-teng-tang-teng (kata keterangan); lahap makan.

Tesmak/tismak : kacamata

Tonjokan: biasanya nasi dus yg dilengkapi undangan yg dkirim
org yg mau py kerja kpd org2 yg dkenal

Tonyo  (kata kerja): jotos,pukul,tinju

Uceng : sumbu

Ugung (urung) : belum. Kebanyakan orang Jawa menyebutnya durung.

Ulem : surat

Umbal : ngangkot, (naik bus)

umbul (kata benda, kata kerja); permainan mengadu gambar kotak kecil-kecil.
Ada istilah dari permainan ini:
- baton(an): bergabung atau bekerja sama atau bersekutu dengan
kawan lainnya supaya jumlah umbul mereka lebih banyak.
- lemir: lembaran umbul yang sudah terlalu lemas dan tipis.
Biasanya anak-anak tidak mau menerima pemberian umbul yang
terlalu lemir (yang kalah memberikan sejumlah umbul kepada
yang menang sesuai besarannya).

Uncal_ke: lemparkan

unda-undi : datang atau muncul dengan selang waktu yang tidak terlalu lama
  atau bisa dikatakan berurutan

Unyeng-unyeng : pusaran pada rambut kepala

uplik (kata benda); dian atau pelita. Banyak daerah Jawa lainnya
menggunakan kata ‘senthir’ atau ‘teplok’


Ada lagi pengucapan yang khas, setiap kata yang berakhiran –ih, akan diucapkan dengan akhiran –eh. Misalnya pilih diucapkan pileh. Putih-puteh. Getih-geteh. Sisih-siseh. Dll.

Sedangkan kata yang berakhiran –uh akan
diucapkan dengan akhiran –oh. Misalnya duduh, diucapkan
dudoh. Misuh-misoh. Musuh-musoh. Rusuh-rusoh. Tempuh-tempoh.
 Dll.

Ada lagi yang khas Pati. Jika kita membuat kalimat
peritah, seringkali menggunakan partikel –ke.
Misalnya: tukokke (belikan), lebokke (masukkan), dll.
Biasanya, orang Pati menggunakan partikel –no.
Mungkin daerah lain juga menggunakan
 kebiasaan ini. Misalnya: tukokno, lebokno.

Untuk menyatakan kata ganti milik orang kedua,
biasanya orang menggunakan kata –mu. Misalnya:
mbahmu (kakekmu), matamu, pitmu (sepedamu), dll.
Namun, orang Pati terbiasa dengan –em
(jika huruf akhirnya vokal, menjadi –nem).
Misalnya: mbahem, matanem, pitem, dll.

23 komentar:

  1. @Erieq Dhanar Nugroho sedikit ralat/nambahi:
    di bbrp daerah pati selatan, partikel "em" bila di depannya adlh huruf vokal (biasanya huruf "a" dan "u") maka bisa tetap "em" bukan "nem". dan kata yg sudah ada imbuhan "an" seringkali huruf konsonan yg "n" dihilangkan.
    contoh: mataem, guluem, omongaem.
    CMIIW.

    Matur Nuwun Mas

    BalasHapus
  2. mantebs mas bro, lha piye leh, heheee
    Founder http://www.patinews.com

    BalasHapus
  3. ojo ngono a.... hohoho,... nuwun mas'e...

    BalasHapus
  4. wah, sak jos'e, . , :D

    BalasHapus
  5. matur tengkyu agan agan,..

    BalasHapus
  6. Mature nuhun tambah pengetauhan boso jawo

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, kalo ada tambahan boleh di share. matur suwun

      Hapus
  7. Pasang iklan Gratis. http:publicity-allan.Blogspot.com

    BalasHapus
  8. klo bahasa kramanya meranh apa ya?

    BalasHapus
  9. klo bahasa kramanya meranh apa ya?

    BalasHapus
  10. Montro = cocok dalam artian baik dan sesuai.
    Nganggo klambi ki sing montro

    Wangun = normal
    Dadi wong ki sing wangun

    BalasHapus
  11. Aku tinggal di pati, sering denger orang bilang "nglenyo" artinya apa ya? Trs "wagu" artinya apa ya? Semoga dijawab :)

    BalasHapus
  12. Podo bosone wong jeporo, cuman imbuhan em,ngem,nem (mu -kamu) biasanya dipakai oleh orang jepara yang hidup/tinggal dikawasan lereng muria perbatasan jepara-pati, jepara-kudus dan satu kata khas lagi yaitu kakeane / -nem

    BalasHapus
  13. Harusnya pake pepet atara e dan è juga ben leh moco kepenak, tapi keren sekali idenya ini

    BalasHapus